Arti Penting Stres
Dalam kamus
lengkap psikologi J.P. Chaplin mendefinisikan stres sebagai satu keadaan
tetekan, baik secara fisik maupun psikologis. Hal senada diungkapkan dalam
Atkinson (1983), stres terjadi ketika orang dihadapkan dengan peristiwa yang
mereka rasakan sebagai mengancam kesehatan fisik maupun psikologisnya. Keadaan
sosial, lingkungan, dan fisikal yang menyebabkan stres dinamakan stresor.
Sementara reaksi orang terhadap
peristiwa tersebut dinamakan respon stres, atau secara singkat disebut stres.
Menurut
Lazarus (1999), stres adalah rasa cemas atau terancam yang timbul ketika kita
menginterpretasikan atau menilai suatu situasi yang maelampauikemampuan
psikologis kita untuk bisa menanganinya secara memadai.
Semua manusia
pasti pernah mengalami stres. Tetapi sebenarnya stres tidak selalu buruk. Stres
dalam tingkat yang sedang itu perlu untuk menghasilkan kewaspadaan dan minat
pada tugas yang ada, dan membantu orang melakukan penyesuaian. Stres yang buruk
adalah stres yang terlalu kuat dan bertahan lama. Stres ini bisa mengganggu
jasmani maupun rohani.
Stres yang
timbul pada setiap orang pun bisa berbeda-beda, walaupun peristiwa yang dialami
itu sama. Peristiwa tertentu yang membuat seseorang mengalami stres berat, bisa
saja hanya menimbulkan stres ringan pada orang lain. Bahkan dampak rasa stres
itu sendiri bisa berbeda pada setiap orang.
Coping Stres
Strategi coping
merupakan suatu upaya indivdu untuk menanggulangi situasi stres yang menekan
akibat masalah yang dihadapinya dengan cara melakukan perubahan kogntif maupun
prilaku guna memperoleh rasa aman dalam dirinya sendiri.
Menurut Lazarus
dan Folkman, coping yang efektif untuk dilaksanakan adalah coping
yang membantu seseorang untuk mentoleransi dan menerima situasi menekan dan
tidak merisaukan tekanan yang tidak dapat dikuasainya.
Strategi
coping terbagi menjadi dua yaitu :
-
Terfokus pada masalah (problem-focus training) melibatkan
penggunaan strategi instrumental, atau berorientasi pada tindakan untuk
meghilangkan, mengatur, atau meningkatkan kondisi penyebab stres. Tipe coping
ini biasanya muncul ketika seseorang melihat kesempatan yang realistis untuk
mengubah suatu situasi. Respons dari coping yang terfokus pada masalah terhadap
serangkaian teguran keras dari atasan misalnya, dapat berbentuk bekerja lebih
keras, berusaha meningkatkan keahlian, atau mencari pekerjaan baru.
-
Terfokus
pada emosi
(emotion-focused coping) ditujukan agar “merasa lebih baik” dengan mengatur
respons emosi pada situasi yang menimbulkan stres untuk meredakan akibat fisik
dan psikologis. Tipe coping ini terjadi jika seseorang menyimpulkan bahwa tidak
ada hal yang bisa dilakukan mengenai situasi itu sendiri. Salah satu strategi
coping terfokus pada emosi adalah mengalihkan perhatian dari masalah; menyerah;
dan menyangkal bahwa ada masalah. Respons dari coping yang terfokus pada emosi
dapat terhadap serangkaian teguran keras dari atasan misalnya, berbentuk
penolakan untuk memikirkan teguran atau meyakinkan diri bahwa sebenarnya
atasannya tidak bermaksud untuk terlalu kritis.
Menurut Lazzarus ada dua jenis coping
yaitu tindakan langsung (agresi, penghindaran, apati) dan peredaan atau
peringanan (defense mechanism). Pada coping jenis tindakan
langsung biasanya individu akan melakukan tindakan nyata dalam
rangka mengatasi luka, ancaman atau perubahan posisi terhadap masalah yang
dialami, sedangkan pada coping jenis peredaan, individu akan cenderung merubah
persepsi atau reaksi emosinya dalam upaya mengurangi atau menghilangkan tekanan
fisik atau motorik.
Teori
Kepribadian Sehat
a.
Gordon Allport
Gordon Allport (1937) telah membuat
hipotesis mendalam mengenai atribut dari kepribadian yang sehat. Beberapa
asumsi umum dibutuhkan untuk mengerti konsep Allport mengenai kepribadian yang
sehat. Pertama, manusia yang sehat secara psikologis memiliki karakteristik
berupa perilaku proaktif, yaitu mereka mampu bertindak secara sadar dalam
lingkungannya melalui pendekatan-pendekatan yang baru dan inovatif, serta
membuat lingkungan mereka memberikan respons terhadap mereka.
Selain itu, kepribadian yang sehat lebih dapat
termotivasi oleh proses sadar daripada kepribadian yang terganggu, yang membuat
mereka menjadi lebih fleksibel dan mandiri dibanding pribadi yang tidak sehat,
yang akan tetap terdominasi oleh motif-motif tidak sadar yang berasal dari
pengalaman masa kecil mereka.
Allport
mengidentifikasikan enam kriteria kepribadian yang sehat, yaitu:
1.
Perluasan perasaan diri, pribadi yang
sehat terus mencari untuk dapat mengidentifikasi diri dan berpartisipasi dalam
kejadian yang terjadi di luar diri mereka. Mereka tidak terpusat pada diri
sendiri serta mampu terlibat dalam masalah dan aktivitas yang tidak terpusat
pada diri mereka.
2.
Kepribadian yang sehat memiliki karakter
berupa hubungan yang hangat dengan orang lain, mereka mempunyai kapasitas untuk
mencintai orang lain dalam cara-cara yang intim dan simpatik dengan orang lain.
3.
Keamanan emosional atau penerimaan diri,
pribadi yang sehat menerima diri mereka apa adanya, dan memiliki keseimbangan
emosional. Manusia yang sehat secara psikologis tidak akan menjadi terlalu
sedih apabila terdapat hal-hal yang berjalan di luar rencana atau saat mereka
mengalami hari yang buruk.
4.
Memiliki persepsi yang realsitis
mengenai lingkungan di sekitarnya.
5.
Insight dan humor, pribadi yang sehat
mengenal dirinya sendiri sehingga tidak mempunyai kebutuhan untuk
mengatribusikan kesalahan dan kelemahannya kepada orang lain.
6.
Filosofi kehidupan yang integral,
manusia yang sehat mempunyai pandangan yang jelas mengenai tujuan hidup mereka.
b.
Carl Rogers
Menurut
Rogers ada lima sifat manusia yang dapat berfungsi sepenuhnya yaitu keterbukaan pada pengalaman, kehidupan eksistensial, kepercayaan
terhadap organisme sendiri, perasaan yang bebas, dan kreativitas.
Sumber
:
Basuki Heru, A.M. 2008. Psikologi
Umum. Jakarta : Gunadarma.
Feist, J.Feist, G.J. 2008. Teori Kepribadian buku 2.
Jakarta : Salemba Humanika.
0 komentar on "ARTI PENTING STRES"
Posting Komentar