Selasa, 29 Desember 2015

#SIP_Design Sistem Informasi Psikologi

Diposting oleh Unknown di 18.57 0 komentar


Sistem Pakar untuk Mendiagnosis Gangguan Kecemasan


Hallo semua... Kali ini saya akan merancang sebuah design aplikasi sistem pakar yang berbasis sistem informasi psikologi yang dapat digunakan dengan cara yang mudah, dan disini yang saya rancang adalah mengenai sistem pakar untuk mendiagnosis gangguan kecemasan.
Apa itu kecemasan? Tentunya di dalam kehidupan, semua orang pasti pernah mengalami kecemasan dan perasaan cemas dapat muncul kapan saja. Namun jika berlebihan, perasaan cemas dapat berubah menjadi hal yang  mengganggu. Kecemasan yang berlebihan juga dapat mempengaruhi produktivitas, konsentrasi, dan mood. Bahkan, kecemasan yang berlangsung secara terus menerus dapat mengganggu hubungan sosial kita dengan orang lain. Berikut akan dijelaskan mengenai teori gangguan kecemasan dan design sistem pakar untuk mendiagnosis gangguan kecemasan.

1.      Definisi Gangguan Kecemasan
Pada dasarnya, kecemasan merupakan hal wajar yang pernah dialami oleh setiap manusia. Kecemasan sudah dianggap sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Menurut Hurlock (1997) kecemasan adalah keadaan mental yang tidak enak berkenaan dengan sakit yang mengancam atau yang dibayangkan, yang ditandai dengan kekhawatiran, ketidakenakan, dan prarasa yang tidak baik, yang tidak dapat dihindari oleh seseorang.
Nevid, dkk (2005) menyatakan bahwa kecemasan merupakan suatu keadaan emosional yang mempunyai ciri keterangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan, dan kekhawatiran bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. Sedangkan Namora (2009) menjelaskan bahwa kecemasan adalah tanggapan dari sebuah ancaman nyata ataupun khayal. Individu mengalami kecemasan karena adanya ketidakpastian dimasa mendatang. Kecemasan dialami ketika berfikir tentang sesuatu tidak menyenangkan yang akan terjadi.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas mengenai kecemasan maka dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah rasa takut atau khawatir pada situasi tertentu yang sangat mengancam yang dapat menyebabkan kegelisahan karena adanya ketidakpastian dimasa mendatang serta ketakutan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.

2.      Gejala-gejala Gangguan Kecemasan
Nevid, dkk (2005) mengklasifikasikan gejala-gejala kecemasan dalam tiga jenis gejala, diantaranya yaitu :
a.       Gejala fisik
Gejala fisik dari kecemasan yaitu kegelisahan, anggota tubuh bergetar, banyak berkeringat, sulit bernafas, jantung berdetak kencang, merasa lemas, panas dingin, mudah marah atau tersinggung.
b.      Gejala behavioral
Gejala behavioral dari kecemasan yaitu berperilaku menghindar, terguncang, melekat dan dependen.
c.       Gejala kognitif
Gejala kognitif dari kecemasan yaitu khawatir tentang sesuatu, perasaan terganggu akan ketakutan terhadap sesuatu yang terjadi dimasa depan, keyakinan bahwa sesuatu yang menakutkan akan segera terjadi, ketakutan akan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah, pikiran terasa bercampur aduk atau kebingungan, sulit berkonsentrasi.

3.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gangguan Kecemasan
Page (Elina, 2009) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan adalah :
a.       Faktor fisik
Kelemahan fisik dapat melemahkan kondisi mental individu sehingga memudahkan timbulnya kecemasan.
b.      Trauma atau konflik
Munculnya gejala kecemasan sangat bergantung pada kondisi individu, dalam arti bahwa pengalaman-pengalaman emosional atau konflik mental yang terjadi pada individu akan memudahkan timbulnya gejala-gejalakecemasan.
c.       Lingkungan awal yang tidak baik
Lingkungan adalah faktor-faktor utama yang dapatmempengaruhi kecemasan individu, jika faktor tersebut kurang baik maka akan menghalangi pembentukan kepribadian sehingga muncul gejala-gejala kecemasan

4.      Terapi Gangguan Kecemasan
Pendekatan-pendekatan psikologis berbeda satu sama lain dalam tekhnik dan tujuan penanganan kecemasan. Tetapi pada dasarnya berbagai tekhnik tersebut sama-sama mendorong klien untuk menghadapi dan tidak menghindari sumber-sumber kecemasan mereka. Dalam menangani gangguan kecemasan dapat melalui beberapa pendekatan:
1)      Pendekatan-pendekatan Psikodinamika
Kecemasan merefleksikan energi pada konflik-konflik tak sadar dan usaha ego untuk membiarkannya tetap terepresi. Psikoanalisis tradisional menyadarkan bahwa kecemasan klien merupakan simbolisasi dari konflik dalam diri mereka dan dapat dibebaskan dari menghabiskan energi untuk melakukan represi. Sehingga ego dapat memberi perhatian lebih terhadap tugas-tugas yang lebih kreatif dan memberi peningkatan. Begitu juga dengan yang modern, akan tetapi yang modern lebih menjajaki sumber kecemasan yang berasal dari keadaaan hubungan sekarang daripada hubungan masa lampau serta mendorong klien untuk mengembangkan tingkah laku yang lebih adaptif.
2)      Pendekatan-pendekatan Humanistik
Menganggap bahwa kecemasan berasal dari represi sosial diri kita yang sesungguhnya. Terapis-terapis humanistik bertujuan membantu orang untuk memahami dan mengekspresikan bakat-bakat serta perasaan-perasaan mereka yang sesungguhnya. Sebagai akibatnya, klien menjadi bebas untuk menemukan dan menerima diri mereka yang sesunggguhnya dan tidak bereaksi dengan kecemasan bila perasaan-perasaan mereka yang sesungguhnya dan kebutuhan-kebutuhan mereka mulai muncul ke permukaan.
3)      Pendekatan-pendekatan Biologis
Menggunakan variasi obat-obatan untuk mengobati gangguan kecemasan. Diantaranya golongan benzodiazepine, Valium dan Xanax (alprazolam). Meskipun benzodiazepine mempunyai efek menenangkan, tetapi dapat mengakibatkan depensi fisik. Obat antidepresi mempunyai efek anti kecemasan dan anti panik selain juga mempunyai efek anti depresi.
4)      Pendekatan-Pendekatan Belajar
Pendekatan belajar adalah usaha untuk membantu individu menjadi lebih efektif dalam menghadapi situasi yang menjadi penyebab munculnya kecemasan tersebut. Ada beberapa macam model terapi dalam pendekatan belajar, diantaranya:
a.       Pemaparan Gradual
Pemaparan gradual juga banyak dipakai pada penanganan agorafobia. Terapi bersifat bertahap menghadapkan individu yang agorafobik kepada situasi stimulus yang makin menakutkan, sasaran akhirnya adalah kesuksesan individu ketika dihadapkan pada tahap terakhir yang merupakan tahap terberat tanpa ada perasaan tidak nyaman dan tanpa suatu dorongan untuk menghindar. Keuntungan dari pemaparan gradual adalah hasilnya yang dapat bertahan lama.
b.      Rekonstruksi Pikiran
Membantu individu untuk berpikir secara logis apa yang terjadi sebenarnya. biasanya digunakan pada seorang psikolog terhadap penderita kecemasan.
c.       Flooding
Individu dibantu dengan memberikan stimulus yang paling membuatnya takut dan dikondisikan sedemikan rupa serta memaksa individu yang menderita anxiety untuk menghadapinya sendiri.
d.      Terapi Kognitif
Terapi kognitif berusaha mengoreksi keyakinan-keyakinan yang disfungsional. Terapi kognitif membantu individu untuk mengenali cacat-cacat logis dalam pikiran mereka dan membantu mereka untuk melihat situasi secara rasional.
e.       Terapi Kognitif Behavioral (CBT)
Terapi ini memadukan teknik-tekik behavioral seperti pemaparan dan teknik-teknik kognitif seperti restrukturisasi kognitif. Beberapa gangguan kecemasan yang mungkin dapat dikaji dengan penggunaan CBT antara lain : fobia sosial, gangguan stres pasca trauma, gangguan kecemasan menyeluruh, gangguan obsesif kompulsif dan gangguan panik.

Arsitektur Sistem
Berikut adalah arsitektur sistem pakar untuk mendiagnosis gangguan kecemasan. 

Alur Kerja Sistem Pakar
Pada Alur Kerja Sistem Pakar dimulai dari menu Home.
1.      Menu Home
Menu Home adalah halaman pertama yang diakses user. Pada halaman ini terdapat info-info terbaru ataupun berita-berita terbaru seputar gangguan kecemasan.
2.      Menu Konsultasi
Menu Konsultasi adalah menu yang digunakan user untuk melakukan  konsultsi. Hasil akhirnya user akan dapat melihat seberapa tinggi tingkat gangguan kecemasan dan jenis terapi yang harus dilakukan untuk mengatasinya.
3.      Menu Tips
Menu Tips berisi daftar tips yang dapat diikuti oleh user untuk mengatasi gangguan-gangguan kecemasan yang dialami
4.      Menu Admin
Menu Admin berisi menu untuk mengatur data konsultasi dan data tips yang ditampilkan di sistem.

Berikut adalah bagan alur kerja dari sistem pakar untuk mendiagnosis gangguan kecemasan :



Tampilan Sistem Pakar
Home

Konsultasi


Tips

Admin

Referensi :
Hurlock. (1997). Psikologi perkembangan:  Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga
Namora, L. (2009). Depresi Tinjauan Psikologis. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Nevid, J. S., Spencer. A. R., & Greene, B. (2005). Psikologi Abnormal. Terjemahan Tim Psikologi Universitas Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Selasa, 29 Desember 2015

#SIP_Design Sistem Informasi Psikologi



Sistem Pakar untuk Mendiagnosis Gangguan Kecemasan


Hallo semua... Kali ini saya akan merancang sebuah design aplikasi sistem pakar yang berbasis sistem informasi psikologi yang dapat digunakan dengan cara yang mudah, dan disini yang saya rancang adalah mengenai sistem pakar untuk mendiagnosis gangguan kecemasan.
Apa itu kecemasan? Tentunya di dalam kehidupan, semua orang pasti pernah mengalami kecemasan dan perasaan cemas dapat muncul kapan saja. Namun jika berlebihan, perasaan cemas dapat berubah menjadi hal yang  mengganggu. Kecemasan yang berlebihan juga dapat mempengaruhi produktivitas, konsentrasi, dan mood. Bahkan, kecemasan yang berlangsung secara terus menerus dapat mengganggu hubungan sosial kita dengan orang lain. Berikut akan dijelaskan mengenai teori gangguan kecemasan dan design sistem pakar untuk mendiagnosis gangguan kecemasan.

1.      Definisi Gangguan Kecemasan
Pada dasarnya, kecemasan merupakan hal wajar yang pernah dialami oleh setiap manusia. Kecemasan sudah dianggap sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Menurut Hurlock (1997) kecemasan adalah keadaan mental yang tidak enak berkenaan dengan sakit yang mengancam atau yang dibayangkan, yang ditandai dengan kekhawatiran, ketidakenakan, dan prarasa yang tidak baik, yang tidak dapat dihindari oleh seseorang.
Nevid, dkk (2005) menyatakan bahwa kecemasan merupakan suatu keadaan emosional yang mempunyai ciri keterangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan, dan kekhawatiran bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. Sedangkan Namora (2009) menjelaskan bahwa kecemasan adalah tanggapan dari sebuah ancaman nyata ataupun khayal. Individu mengalami kecemasan karena adanya ketidakpastian dimasa mendatang. Kecemasan dialami ketika berfikir tentang sesuatu tidak menyenangkan yang akan terjadi.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas mengenai kecemasan maka dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah rasa takut atau khawatir pada situasi tertentu yang sangat mengancam yang dapat menyebabkan kegelisahan karena adanya ketidakpastian dimasa mendatang serta ketakutan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.

2.      Gejala-gejala Gangguan Kecemasan
Nevid, dkk (2005) mengklasifikasikan gejala-gejala kecemasan dalam tiga jenis gejala, diantaranya yaitu :
a.       Gejala fisik
Gejala fisik dari kecemasan yaitu kegelisahan, anggota tubuh bergetar, banyak berkeringat, sulit bernafas, jantung berdetak kencang, merasa lemas, panas dingin, mudah marah atau tersinggung.
b.      Gejala behavioral
Gejala behavioral dari kecemasan yaitu berperilaku menghindar, terguncang, melekat dan dependen.
c.       Gejala kognitif
Gejala kognitif dari kecemasan yaitu khawatir tentang sesuatu, perasaan terganggu akan ketakutan terhadap sesuatu yang terjadi dimasa depan, keyakinan bahwa sesuatu yang menakutkan akan segera terjadi, ketakutan akan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah, pikiran terasa bercampur aduk atau kebingungan, sulit berkonsentrasi.

3.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gangguan Kecemasan
Page (Elina, 2009) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan adalah :
a.       Faktor fisik
Kelemahan fisik dapat melemahkan kondisi mental individu sehingga memudahkan timbulnya kecemasan.
b.      Trauma atau konflik
Munculnya gejala kecemasan sangat bergantung pada kondisi individu, dalam arti bahwa pengalaman-pengalaman emosional atau konflik mental yang terjadi pada individu akan memudahkan timbulnya gejala-gejalakecemasan.
c.       Lingkungan awal yang tidak baik
Lingkungan adalah faktor-faktor utama yang dapatmempengaruhi kecemasan individu, jika faktor tersebut kurang baik maka akan menghalangi pembentukan kepribadian sehingga muncul gejala-gejala kecemasan

4.      Terapi Gangguan Kecemasan
Pendekatan-pendekatan psikologis berbeda satu sama lain dalam tekhnik dan tujuan penanganan kecemasan. Tetapi pada dasarnya berbagai tekhnik tersebut sama-sama mendorong klien untuk menghadapi dan tidak menghindari sumber-sumber kecemasan mereka. Dalam menangani gangguan kecemasan dapat melalui beberapa pendekatan:
1)      Pendekatan-pendekatan Psikodinamika
Kecemasan merefleksikan energi pada konflik-konflik tak sadar dan usaha ego untuk membiarkannya tetap terepresi. Psikoanalisis tradisional menyadarkan bahwa kecemasan klien merupakan simbolisasi dari konflik dalam diri mereka dan dapat dibebaskan dari menghabiskan energi untuk melakukan represi. Sehingga ego dapat memberi perhatian lebih terhadap tugas-tugas yang lebih kreatif dan memberi peningkatan. Begitu juga dengan yang modern, akan tetapi yang modern lebih menjajaki sumber kecemasan yang berasal dari keadaaan hubungan sekarang daripada hubungan masa lampau serta mendorong klien untuk mengembangkan tingkah laku yang lebih adaptif.
2)      Pendekatan-pendekatan Humanistik
Menganggap bahwa kecemasan berasal dari represi sosial diri kita yang sesungguhnya. Terapis-terapis humanistik bertujuan membantu orang untuk memahami dan mengekspresikan bakat-bakat serta perasaan-perasaan mereka yang sesungguhnya. Sebagai akibatnya, klien menjadi bebas untuk menemukan dan menerima diri mereka yang sesunggguhnya dan tidak bereaksi dengan kecemasan bila perasaan-perasaan mereka yang sesungguhnya dan kebutuhan-kebutuhan mereka mulai muncul ke permukaan.
3)      Pendekatan-pendekatan Biologis
Menggunakan variasi obat-obatan untuk mengobati gangguan kecemasan. Diantaranya golongan benzodiazepine, Valium dan Xanax (alprazolam). Meskipun benzodiazepine mempunyai efek menenangkan, tetapi dapat mengakibatkan depensi fisik. Obat antidepresi mempunyai efek anti kecemasan dan anti panik selain juga mempunyai efek anti depresi.
4)      Pendekatan-Pendekatan Belajar
Pendekatan belajar adalah usaha untuk membantu individu menjadi lebih efektif dalam menghadapi situasi yang menjadi penyebab munculnya kecemasan tersebut. Ada beberapa macam model terapi dalam pendekatan belajar, diantaranya:
a.       Pemaparan Gradual
Pemaparan gradual juga banyak dipakai pada penanganan agorafobia. Terapi bersifat bertahap menghadapkan individu yang agorafobik kepada situasi stimulus yang makin menakutkan, sasaran akhirnya adalah kesuksesan individu ketika dihadapkan pada tahap terakhir yang merupakan tahap terberat tanpa ada perasaan tidak nyaman dan tanpa suatu dorongan untuk menghindar. Keuntungan dari pemaparan gradual adalah hasilnya yang dapat bertahan lama.
b.      Rekonstruksi Pikiran
Membantu individu untuk berpikir secara logis apa yang terjadi sebenarnya. biasanya digunakan pada seorang psikolog terhadap penderita kecemasan.
c.       Flooding
Individu dibantu dengan memberikan stimulus yang paling membuatnya takut dan dikondisikan sedemikan rupa serta memaksa individu yang menderita anxiety untuk menghadapinya sendiri.
d.      Terapi Kognitif
Terapi kognitif berusaha mengoreksi keyakinan-keyakinan yang disfungsional. Terapi kognitif membantu individu untuk mengenali cacat-cacat logis dalam pikiran mereka dan membantu mereka untuk melihat situasi secara rasional.
e.       Terapi Kognitif Behavioral (CBT)
Terapi ini memadukan teknik-tekik behavioral seperti pemaparan dan teknik-teknik kognitif seperti restrukturisasi kognitif. Beberapa gangguan kecemasan yang mungkin dapat dikaji dengan penggunaan CBT antara lain : fobia sosial, gangguan stres pasca trauma, gangguan kecemasan menyeluruh, gangguan obsesif kompulsif dan gangguan panik.

Arsitektur Sistem
Berikut adalah arsitektur sistem pakar untuk mendiagnosis gangguan kecemasan. 

Alur Kerja Sistem Pakar
Pada Alur Kerja Sistem Pakar dimulai dari menu Home.
1.      Menu Home
Menu Home adalah halaman pertama yang diakses user. Pada halaman ini terdapat info-info terbaru ataupun berita-berita terbaru seputar gangguan kecemasan.
2.      Menu Konsultasi
Menu Konsultasi adalah menu yang digunakan user untuk melakukan  konsultsi. Hasil akhirnya user akan dapat melihat seberapa tinggi tingkat gangguan kecemasan dan jenis terapi yang harus dilakukan untuk mengatasinya.
3.      Menu Tips
Menu Tips berisi daftar tips yang dapat diikuti oleh user untuk mengatasi gangguan-gangguan kecemasan yang dialami
4.      Menu Admin
Menu Admin berisi menu untuk mengatur data konsultasi dan data tips yang ditampilkan di sistem.

Berikut adalah bagan alur kerja dari sistem pakar untuk mendiagnosis gangguan kecemasan :



Tampilan Sistem Pakar
Home

Konsultasi


Tips

Admin

Referensi :
Hurlock. (1997). Psikologi perkembangan:  Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga
Namora, L. (2009). Depresi Tinjauan Psikologis. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Nevid, J. S., Spencer. A. R., & Greene, B. (2005). Psikologi Abnormal. Terjemahan Tim Psikologi Universitas Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.
 

Oktiviani Copyright © 2011 Girl Music is Designed by Ipietoon Sponsored by web hosting