Pada bulan Oktober 18 tahun silam, tepatnya pada hari jumat
tanggal 28 Oktober 1994 dari rahim seorang wanita cantik dan juga hebat aku
terlahir ke dunia ini. Aku dilahirkan di Jakarta. Kelahiran ku ke dunia ini
tentu saja sangat di tunggu-tunggu oleh Ayah dan Ibu ku. Akupun diberi nama Oktiviani, karna aku lahir pada bulan
oktober. Nama ayah ku Azmi Abe Nurbit dan ibuku Devida wariati. Aku anak ke 2
dari 2 bersaudara, kakak ku bernama Putri Ade Yunita sekarang kuliah di
Universitas Nasional. Tempat lahir kami berbeda aku lahir di Jakarta sedangkan
kakak ku lahir di Bukit Tinggi.
Dan sejak usia ku dua tahun enam bulan aku sudah meminta ibu
untuk menyekolahkan ku dan ibu selalu menjawab belum saatnya untuk aku sekolah
karena masih terlalu kecil. Aku sangat suka bila melihat kakak ku yang pergi
sekolah. Pada saat aku berumur 3 tahun 7 bulan, Ibu memasukkan ku ke Taman
Kanak-Kanak (TK). Dan akhirnya yang ku impi-impikan terwujud juga, Ibu
memasukkan ku ke TK Islam Al-Husna di TK aku sangat senang karena aku memiliki
banyak teman dan guru-gurunya pun sangat baik kepada ku. Pernah suatu hari aku
terjatuh dari ayunan dan lutut ku berdarah, aku pun menangis sejadi-jadinya,
dengan sabar guru ku menghiburku agar aku berhenti menangis dan membersihkan
lukaku. Di TK ini aku di ajarkan membaca Iqra, menghapal surat-surat pendek,
bernyanyi, menggambar dan yang lainnya. Di TK ku sering diadakan perlombaan
antar kelas dan aku sering terpilih mengikuti lomba. Ya walaupun aku tidak
selalu menang tapi aku selalu masuk peringkat, piala dan piagam pun sering aku
terima. Saat ibu guru bertanya apa cita-cita ku, aku selalu menjawab, “aku
ingin menjadi dokter hewan karna aku sangat suka binatang, dan berfikir bahwa bukan hanya
manusia yang ingin diobati ketika sakit tapi binatang pun juga perlu dirawat,
dilindungi, dan disayangi karna binatang juga makhluk yang bernyawa”
Dan ketika aku
berusia 5 tahun 7 bulan ibu memasukan ku ke SD, SDN Tugu 4 disanalah aku
bertemu dengan teman-teman baru dan guru-guru baru, dan harus beradaptasi lagi
dengan lingkungan yang baru dan orang-orang yang baru. Tetapi hanya sekitar 5
bulan aku belajar disana, ibu dapat kabar bahwa nenek ku dikampung sakit keras
dan ibupun memutuskan untuk pergi kesana untuk melihat keadaan nenek untuk
beberapa waktu. Dan kami sekeluargapun berangkat ke padang, ibu dan ayahku
memindahkan aku dan kakak ku sekolah dipadang yaitu SDN 01 Pangkalan, dan
setelah 3 hari kami dikampung ayah pun balik lagi ke Jakarta untuk meneruskan
pekerjaannya. Aku sedih karna harus berpisah degan ayah untuk beberapa bulan,
namun ayah bilang jika keadaan nenek sudah membaik ayah akan menjemput kami
lagi untuk tinggal di Jakarta bersama-sama lagi.
Setelah ibu mengurus
semua perpindahan ku, dan esoknya pun aku sudah diperbolehkan untuk masuk
sekolah dan mengikuti pelajaran dikelas dan hari pertama aku masuk disekolah
yang baru aku harus mengenal orang-orang baru lagi disana, harus menyesuaikan
cara bicara mereka dan lainnya, aku pun merasa senang karna hari pertama aku
masuk sekolah aku disambut dengan ramah oleh teman-teman baruku.
Dengan terus
berjalannya waktu alhamdulillah keadaan nenek ku semakin membaik, dan aku harus
menunggu sampai kenaikan kelas baru ayah menjemput ku,ibu, dan kakak untuk
pindah ke Jakarta lagi. Dan akhirnya kenaikan kelas pun tiba, alhamdulillah
walaupun menjadi anak baru aku bisa mengikuti pelajaran dengan baik dan
mendapat peringkat 3 besar. Dan ayahpun tiba dikampung, ibupun mempersiapkan
segala sesuatu untuk kami pindah lagi kejakarta. Dan setelah beberapa hari
kemudian kamipun berangkat kejakarta.
Lagi lagi ibu
mengurus perpindahan sekolah ku, dan aku pun dimasukan ke SDN Tugu 9, akupun
menjadi siswa kelas 2 SD, dan lagi lagi aku menjadi anak baru disekolah, dan
harus beradaptasi lagi dengan teman-teman dan lingkungan yang baru. dan inilah
SD terakhirku hingga aku duduk dibangku kelas 6 dan hingga aku lulus dengan
prestasi yang memuaskan.
Akupun memasuki masa
SMP, setelah sibuk mencari dan mendaftar SMP akupun diterima di SMPN 8 Depok. Di
sekolah baru ini, tentu saja aku harus beradaptasi lagi dengan lingkungan yang
baru, tata tertib yang baru dan orang-orang baru. Tidak memakan waktu lama aku
sudah bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah ku, aku pun memiliki
banyak teman. Di SMP ini Aku banyak mendapatkan pengalaman dengan mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler taekwondo, basket, dan potographer. Bagiku,
ekstrakurikuler adalah salah satu cara untuk mendapatkan ilmu dengan murah dan
mengasah bakat. Berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler aku ikuti sehingga
pelajaran sekolah ku sedikit terabaikan. SMP adalah masa ketika aku menginjak
masa puberitas yaitu masa dimana aku mulai menyukai lawan jenis. bsehingga prestasi
ku menurun, aku tidak lagi menjadi juara. Memang sangat tidak memuaskan tapi
juga tidak memalukan. Tetapi ibu selalu menyemangati ku ibu selalu bilang bahwa
mengapa orang lain bisa, kita
tidak bisa. Akupun selalu ingat kata-kaata itu hingga sekarang. Akupun
terus belajar dengan giat dan hingga kelulusan akupun pun berhasil mendapatkan
nilai yang bagus.
Akupun masuk masa SMA, yaitu masa putih abu-abu, aku
bersekolah di SMA Budhi Warman II disinilah aku mendapat pengalaman baru dan
banyak hal-hal baru yang belum aku alami sebelumnya. Dengan situasi yang baru aku harus mebutuhkan
kesempatan untuk menyesuaikan diri dengan situasi. Dan
disinilah ternyata membawa perubahan besar dalam hidup ku . Akhirnya aku duduk di bangku SMA kelas XI,
aku mengambil jurusan IPS karna minatku lebih pada pelajaran yang membutuhkan
hafalan dibanding hitung-hitungan.
Dan november kelabu,
malam itu ketika aku sedang berada didalam kamar untuk tidur karna esok hari
aku harus bangun pagi seperti biasa untuk berangkat kesekolah, namun suara
jeritan ibupun memanggil aku dan kakak ku, ketika itu aku langsung bangun dan
lari kekamar ayah dan ibuku ternyata laki-laki terbaik yang aku miliki yaitu
ayahku sudah terbaring lemah dikamarnya, saat itu aku tidak mengerti aku
khawatir namun aku tidak bisa menagis. Dan ketika ayahku dibawa kerumah sakit
hal yang tidak pernah aku bayangkan akan terjadi, dokter bilang bahwa ayah
sudah meninggal, saat itu aku,ibu dan kakak ku tidak percaya, hatiku
tercabik-cabik aku menangis bahkan menjerit. Aku masih tidak dapat
percaya, apakah ini nyata atau hanya sekedar mimpi? Aku langsung memeluk ayah
seerat-eratnya aku memanggilnya berkali-kali namun dia hanya diam. Orang-orang
disekitar ku memeluk ku dan berkata bahwa aku harus kuat, harus terima
kenyataan yang ada. Aku tau bahwa semua manusia akan mengalami kematian tetapi
kenapa harus terjadi pada ayaahku, kenapa
harus secepat ini. Aku coba mengikhlaskannya, tapi terkadang aku iri melihat
orang lain yang masih bisa bersama-sama dengan ayahnya, yang masih memiliki
keluarga utuh. Aku mencoba tegar seperti
ibuku karna aku tau itu sudah Allah yang mengatur semuanya, karna hidup tidak
berhenti sampai disini.
Waktu terus
berjalan, hari demi hari, minggu demi minggu, dan bulan demi bulan, aku duduk
dibangku kelas XII, hal yang menakutkan
bila sudah menjadi anak kelas XII karna itu artinya sebentar lagi aku harus
berhadapan dengan soal-soal Ujian Nasional. Sudah tidak ada waktu lagi untuk
bersantai dan main-main. Tidak terasa UN sudah didepan mata, dengan segala
usaha, doa dan perjuangan yang ada dipikiranku aku harus lulus, begitupun
dengan teman-teman ku. Masuk bersama keluarpun juga harus bersama jangan karna
UN waktu 3 tahun kami sekolah menjadi sia-sia. Akhirnya pengumuman kelulusanpun
tiba, akupun dinyatakan lulus dan alhamdulillah SMA ku lulus 100% itu
kebahagiaan yang rasanya tidak bisa ditukar dengan apapun. Perasaan takut,
khawatir, was-was pun berubah menjadi tangis bahagia. Benar
kata orang-orang, masa-masa SMA adalah masa-masa yang paling indah.
Setelah lulus dari SMA aku ingin melanjutkan ke jenjang yang
lebih tinggi lagi yaitu kuliah, lebih lengkap lagi kalau bisa masuk universitas
negri, namun ternyata semua gagal karna aku tidak lolos SNMPTN. Dan akhirnya aku
bingung memikirkan harus kuliah dimana. Dan sebuah amplop ada diteras rumahku,
ibu mengambilnya dan memberikan padaku karna diamplop itu tertulis namaku. Dan
ternyata itu dari Universitas Gunadarma diamplop itu tertulis bahwa aku
diterima melalui jalur beasiswa. Alhamdulillah allah memberikan kemudahan walaupun
aku tidak kuliah di Universitas Negri ya bagaimanapun aku harus terima lapang
dada dan lebih berfikir dewasa mungkin memang bukan jalannya disitu. Dan aku
sadar itu bukan akhir dari segalanya, Allah yang sudah mengatur semuanya. seperti kata pepatah kegagalan adalah
keberhasilan yang tertunda. Kinipun
aku sudah menjadi seorang mahasiswa Gunadarma. Karna kuliah dimanapun
sebenarnya sama, bagaimana kita yang menjalankannya.
0 komentar on "Portofolio"
Posting Komentar